JAKARTA – FARKES KSPI (Federasi Serikat Pekerja Kesehatan) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan nasib pekerja, terutama di sektor kesehatan.
Dalam Workshop Strategis Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang diselenggarakan oleh KSPI bersama LO-Norway selama dua hari, 26–27 Mei 2025, FARKES hadir penuh semangat untuk mendorong lahirnya PKB yang lebih progresif dan berpihak.
Digelar di Sofyan Hotel Soepomo, Jakarta, acara ini bukan sekadar seminar biasa. Lebih dari itu, workshop ini menjadi ajang strategis bagi berbagai federasi buruh untuk membangun PKB yang hidup, tidak hanya normatif dan kaku di atas kertas.
Mewakili FARKES KSPI, Idris Idham (Sekjen) dan Siswo Darsono (Wasekjen) tampil vokal. Idris menegaskan pentingnya keberanian dalam menyusun PKB yang menyentuh kebutuhan nyata di lapangan.
“Sudah bukan zamannya PKB hanya jadi dokumen formalitas. Kita butuh PKB yang berani mengangkat isu-isu strategis dan memihak pekerja,” tegas Idris saat diskusi berlangsung, Selasa (27/5/2025).
Tak hanya itu, perlindungan pekerja perempuan juga jadi sorotan utama. Siswo Darsono menekankan agar poin-poin penting seperti cuti haid, cuti hamil, hingga perlindungan dari pelecehan seksual dijadikan standar wajib.
“Ini bukan bonus, ini hak dasar. Harus masuk dalam PKB tanpa kompromi,” tegasnya.
Workshop ini membedah berbagai topik krusial, mulai dari penyusunan standar PKB sektoral, strategi negosiasi berbasis data, hingga berbagi praktik terbaik dari lapangan.
Semua peserta diajak aktif menyusun rencana konkret yang bisa diterapkan langsung di federasi mereka masing-masing.
FARKES KSPI menyebut kegiatan ini sebagai langkah penting membangun PKB yang berani, responsif terhadap zaman, dan benar-benar menjadi alat perjuangan pekerja. (Dms)