BOJONEGORO – Langkah nyata menjaga alam sekaligus mendongkrak ekonomi lokal, Pemkab Bojonegoro gandeng Perhutani dan DKPP tanam 800 pohon alpukat di kawasan hutan Wanawisata Desa Dander, Rabu (28/5/2025). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Bupati Setyo Wahono bersama Wabup Nurul Azizah.
Ada dua varietas unggulan yang ditanam, 400 pohon alpukat miki dan 400 pohon siger di lahan seluas 5 hektare milik Perhutani. Pengelolaannya diserahkan ke Gapoktan Sumbermakmur Desa Dander.
Tak cuma jadi simbol penghijauan, proyek ini punya misi ganda mensejahterakan petani lokal sekaligus menjaga kelestarian hutan.
Penanaman alpukat ini diyakini mampu memberi manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam jangka panjang.
“Ini bentuk kolaborasi antara pemerintah daerah dan Perhutani untuk mengubah hutan jadi lebih produktif dan lestari,” ujar Bupati Setyo Wahono.
Menurutnya, buah alpukat punya potensi besar sebagai produk unggulan daerah, karena cocok ditanam di berbagai ketinggian dan punya nilai jual tinggi.
“Selain itu, alpukat juga dikenal kaya manfaat bagi kesehatan, salah satunya membantu menurunkan kolesterol,” ujarnya.
Bupati Wahono menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari Gerakan Menanam Buah di Lahan Hutan, yang ke depannya diharapkan bisa membuka peluang usaha baru, lapangan kerja, dan ekowisata berbasis pertanian hutan.
“Kami harap masyarakat, Pemdes, dan seluruh elemen bisa ikut serta mendukung program ini, agar hutan makin lestari dan warga makin sejahtera,” katanya.
Sementara, Plt Kepala DKPP, Zainal Arifin, menyebutkan bahwa varietas yang ditanam cocok untuk dataran rendah dan mulai bisa dipanen dalam waktu sekitar 2,5 tahun. Tak hanya itu, akar pohon alpukat yang kuat juga membantu memperkuat tanah dan mencegah erosi serta banjir bandang.
“Tujuannya agar hutan tetap hijau, punya nilai ekonomi, tapi juga tetap kokoh menjaga lingkungan dari bencana,” jelas Zainal.
Acara ini turut dihadiri oleh jajaran pejabat daerah, Perhutani se-Bojonegoro, Dinas Kehutanan Provinsi Jatim, Forkopimcam Dander, Kepala Desa Dander, kelompok tani, penyuluh, hingga LMDH. (aj)