LAMONGAN – Kabar gembira sekaligus mendebarkan datang dari Jawa Timur, proyek pembangunan Tol Gresik–Tuban yang sempat tertunda akhirnya akan kembali dilanjutkan pada tahun 2025.
Kabar ini langsung menyita perhatian masyarakat, khususnya warga yang berada di jalur yang akan dilintasi tol tersebut, termasuk di Kabupaten Lamongan.
Tol Gresik–Tuban dirancang membentang sepanjang 54,67 kilometer, membelah tiga kabupaten sekaligus, Gresik, Lamongan, dan Tuban.
Jalur bebas hambatan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah, memangkas waktu tempuh perjalanan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Namun, proyek besar ini tentu tidak datang tanpa konsekuensi. Sebanyak 46 desa dari 8 kecamatan di Kabupaten Lamongan masuk dalam daftar wilayah yang akan dilewati proyek tol.
Artinya, akan ada proses pembebasan lahan yang melibatkan ribuan warga, dengan segala dinamika dan tantangannya.
Tak main-main, proyek ini diperkirakan memerlukan lahan seluas 5,9 juta meter persegi dan dana pembangunan lebih dari Rp30 miliar.
Pemerintah pun menjanjikan akan melibatkan masyarakat secara langsung, terutama dalam urusan sensitif seperti pembebasan lahan.
Berikut ini adalah desa-desa yang akan terkena dampak langsung dari proyek Tol Gresik-Tuban di Kabupaten Lamongan:
1. Kecamatan Babat:
Datinawong
Trepan
Kebalanpelang
Gembong
Kebalandono
Moropelang
2. Kecamatan Pucuk:
Cungkup
Ngambeg
Padenganploso
3. Kecamatan Turi:
Tawangrejo
Tambakploso
Balun
Geger
Badurame
Karangwedoro
Turukeben
Kemlagigede
Gedungboyountung
4. Kecamatan Karanggeneng:
Banjarmadu
Kalanganyar
5. Kecamatan Deket:
Deket
Dinoyo
Tukerto
Babatagung
Dlanggu
Sidomulyo
6. Kecamatan Kalitengah:
Pucangro
7. Kecamatan Glagah:
Sudangan
Menganti
Began
Mendogo
Wangen
Bangkok
8. Kecamatan Sekaran:
Manyar
Miru
Bulutengger
Bugel
Trosono
Latek
Meski proyek ini digadang-gadang sebagai langkah strategis pemerintah untuk membangun konektivitas Jawa Timur bagian utara, sejumlah tantangan masih membayangi.
Mulai dari dampak lingkungan, potensi banjir, hingga proses sosialisasi dan pembebasan lahan yang harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Namun demikian, proyek ini tetap membawa harapan besar. Jika berjalan lancar, maka Tol Gresik-Tuban akan menjadi penghubung vital kawasan industri, pertanian, dan pelabuhan, serta menjadi motor penggerak ekonomi di Lamongan dan sekitarnya.
Pemerintah menyebutkan bahwa proses pembangunan akan segera dimulai pada tahun 2025, menandai babak baru dalam pengembangan infrastruktur strategis nasional di Jawa Timur.
Pantau terus perkembangan proyek Tol Gresik-Tuban hanya di sini. Jangan sampai desamu kena proyek tapi kamu tidak tahu. (Bup)