JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Moh Rano Alfath, menyampaikan penghargaan tinggi kepada Kepolisian Republik Indonesia atas kesuksesan dalam menangani 3.326 kasus premanisme yang terjadi di berbagai daerah selama periode 1 hingga 9 Mei 2025.
Menurutnya, capaian ini merupakan bukti konkret kehadiran negara dalam menjamin rasa aman bagi masyarakat.
“Saya mengapresiasi langkah luar biasa yang dilakukan oleh jajaran Polri dalam operasi pemberantasan premanisme ini. Keberhasilan ini bukan hanya menunjukkan kesigapan aparat dalam menegakkan hukum, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap supremasi hukum di Indonesia,” kata Rano, Sabtu (10/5/2025).
Politikus muda dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai bahwa praktik premanisme menjadi ancaman serius bagi ketertiban sosial dan stabilitas ekonomi, terutama karena kerap terjadi di area vital seperti kawasan industri, pusat usaha, dan lingkungan masyarakat kecil.
Ia menyebut operasi ini sebagai respons cepat yang selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Secara teoritis, premanisme adalah bagian dari kejahatan terorganisir yang berpotensi berkembang menjadi bentuk kriminalitas yang lebih kompleks jika tidak segera ditangani.
Pendekatan Polri yang mencakup pencegahan dini, tindakan preemtif, hingga langkah represif menjadi contoh baik dalam pengelolaan keamanan nasional,” lanjutnya.
Rano juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, termasuk TNI, pemerintah daerah, serta peran aktif masyarakat dalam menciptakan ketahanan sosial.
Dirinya mendorong masyarakat agar tidak ragu melaporkan tindakan premanisme dan memastikan perlindungan hukum atas setiap laporan yang masuk.
“Pemberantasan premanisme adalah bagian dari upaya membangun peradaban hukum yang kuat. Saya mendukung sepenuhnya tindakan tegas Polri terhadap pelaku maupun individu yang berlindung di balik kedok organisasi,” tegasnya.
Sementara itu, Polri mengungkap bahwa ribuan kasus tersebut berhasil ditangani melalui Operasi Kepolisian Kewilayahan yang digelar sejak 1 Mei 2025 dan menyasar berbagai praktik premanisme yang meresahkan masyarakat.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, menyatakan bahwa operasi ini menjadi wujud nyata komitmen Polri dalam menjaga keamanan publik dan mendukung terciptanya iklim investasi yang sehat.
“Operasi ini merupakan langkah konkret Polri dalam menciptakan rasa aman di tengah masyarakat sekaligus memperkuat kepercayaan dunia usaha,” ujar Sandi.
Beberapa kasus penting yang berhasil diungkap di antaranya adalah penangkapan 9 preman di kawasan industri oleh Polres Subang, 85 pelaku di Polresta Tangerang, 146 orang di wilayah Polda Banten, serta pemanggilan Ketua GRIB Kalimantan Tengah terkait insiden penutupan PT BAP.
Selain itu, Polres Metro Jakarta Selatan juga mengamankan 10 orang yang kedapatan membawa senjata tajam dan senjata api. (sdr)