Beranda Daerah Estafet Kepemimpinan Kemenag di Bojonegoro, Amanulloh Siap Lanjutkan Perjuangan

Estafet Kepemimpinan Kemenag di Bojonegoro, Amanulloh Siap Lanjutkan Perjuangan

Img 20250503 wa0079

BOJONEGORO – Tongkat estafet kepemimpinan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro resmi berganti.

Dalam sebuah acara pisah sambut, Jum’at 2 Mei 2025, Amanulloh kini resmi mengemban amanah sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Bojonegoro menggantikan Abdul Wahid.

Acara yang dihadiri para pejabat internal, tokoh agama, dan tamu undangan itu bukan sekadar seremoni formal, melainkan juga menjadi momen reflektif tentang kesinambungan pengabdian dan cita-cita bersama untuk menjadikan Kemenag Bojonegoro sebagai lembaga yang makin profesional, humanis, dan berdampak langsung pada umat.

Dalam sambutannya, Amanulloh mengungkapkan rasa syukur karena acara pisah sambut bisa berjalan lancar dan penuh keakraban.

Ia mengaku merasa diterima dengan hangat oleh jajaran Kemenag Bojonegoro dan berkomitmen untuk segera bersinergi dengan seluruh elemen, baik internal maupun eksternal.

“Alhamdulillah, saya bersyukur bisa hadir dan mulai bertugas di Bojonegoro. Ini bukan awal dari nol, tetapi melanjutkan fondasi yang sudah dibangun Pak Wahid. Apa yang sudah baik, akan kita teruskan. Yang masih bisa ditingkatkan, kita perbaiki bersama,” ujarnya.

Amanulloh juga menyampaikan harapan besar terhadap soliditas dan loyalitas jajarannya.

Ia menekankan pentingnya kebersamaan, kekompakan, dan komunikasi terbuka dalam membangun pelayanan umat yang prima.

“Kita ini bukan sekadar menjalankan administrasi, tetapi sedang mengurus umat. Maka butuh hati yang ikhlas, niat yang lurus, dan sinergi yang kuat,” tandasnya.

Tak hanya bicara strategi birokrasi, Amanulloh juga menyisipkan kisah personal yang mencuri perhatian undangan.

Ia menceritakan bagaimana istrinya sudah mengabdi selama 16 tahun sebagai tenaga honorer di madrasah aliyah.

“Dari masih gadis sampai sekarang punya anak dua, istri saya tetap jadi honorer. Jadi kalau ada yang mengeluh sudah 5–10 tahun belum diangkat jadi PPPK, istri saya masih bertahan sampai sekarang,” selorohnya disambut tawa hangat hadirin.

Cerita tersebut bukan sekadar candaan, melainkan pengingat bahwa perjuangan di dunia pendidikan dan keagamaan seringkali membutuhkan keteguhan, kesabaran, dan dedikasi tanpa batas.

“Karena itu, saya mengerti betul bagaimana rasanya menjadi bagian dari sistem yang belum sempurna. Tapi justru di situlah kita ditantang untuk membuat perubahan,” imbuhnya.

Dalam penutup sambutannya, Amanulloh meminta dukungan dari seluruh elemen untuk bersama-sama memajukan Kemenag Bojonegoro ke arah yang lebih baik.

Ia berjanji akan melanjutkan program-program yang telah dijalankan oleh Kepala Kemenag Bojonegoro sebelumnya Abdul Wahid, selama masih sesuai dengan regulasi dan membawa kemaslahatan bagi umat.

“Bantu saya untuk terus mendorong Kemenag Bojonegoro lebih melayani, lebih responsif, dan lebih dekat dengan masyarakat. Amanah ini berat, tapi insya Allah bisa menjadi ringan jika kita gotong bersama,” tutupnya dengan semangat.

Dengan semangat baru dan komitmen kuat untuk pelayanan umat, publik Bojonegoro kini menaruh harapan besar di pundak Amanulloh.

Masa depan Kemenag Bojonegoro pun mulai ditulis dengan babak baru, penuh harapan dan kerja nyata. (aj)