SURABAYA – Insiden dugaan pengeroyokan kembali mencoreng dunia hiburan malam Surabaya.
Seorang pemuda bernama Mohammad Fuad (22), warga Granting 2/38 Surabaya, menjadi korban kekerasan brutal di Four Club, yang berlokasi di Ruko Grand Flower, Jalan Pasar Kembang, Minggu dini hari (27/4/2025) sekitar pukul 03.10 WIB.
Peristiwa ini bermula ketika Fuad tengah merekam layar monitor DJ di dalam area klub.
Tindakan tersebut rupanya memicu kemarahan seorang perempuan yang diduga merupakan pemilik tempat hiburan tersebut.
Tanpa banyak bicara, perempuan berinisial NS ini memerintahkan sejumlah kru Four Club untuk menyita ponsel milik Fuad.
Meskipun Fuad telah menghapus rekaman video sesuai permintaan, tindakan agresif tetap berlanjut.
Beberapa pria, yang diduga bagian dari kru, langsung menghajar Fuad secara brutal.
Akibat serangan itu, Fuad mengalami luka parah lebam di mata kanan, bibir atas berdarah, serta memar di beberapa bagian wajah.
Dalam kondisi babak belur, Fuad berhasil diselamatkan oleh seorang tukang parkir yang berada di sekitar lokasi.
Ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sawahan untuk mendapatkan perlindungan hukum.
Mendapat kabar tersebut, Sekretaris Jenderal Aliansi Madura Indonesia (AMI), Abdul Aziz, S.H., segera turun tangan.
Ia mendampingi Fuad membuat laporan resmi ke Polsek Sawahan, sekaligus mengecam keras tindakan brutal yang terjadi.
Aziz juga mengungkapkan adanya dugaan pelanggaran lain di Four Club, termasuk indikasi penjualan minuman oplosan serta dugaan beroperasi tanpa izin resmi.
Setelah membuat laporan, Fuad langsung menjalani visum untuk mendokumentasikan luka-luka yang dideritanya.
Visum tersebut menjadi bagian penting dalam proses hukum yang tengah berjalan. Laporan Fuad diterima oleh Aipda Deni Nova Yuono, penyidik dari Polsek Sawahan.
Dalam keterangannya kepada polisi, Fuad menegaskan bahwa ia tidak memiliki niat jahat.
Rekaman yang dibuat hanya bertujuan mengabadikan layar DJ, bukan pengunjung atau aktivitas klub.
Namun, tindakan sepele itu malah berujung pada kekerasan yang meninggalkan trauma fisik dan emosional.
Pihak Polsek Sawahan membenarkan bahwa laporan sudah diterima dan penyelidikan tengah berlangsung.
Langkah awal yang diambil adalah memeriksa rekaman CCTV, memanggil saksi-saksi, dan meminta keterangan lanjutan dari korban untuk mengungkap kebenaran di balik insiden ini.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Four Club dan NS, yang disebut-sebut sebagai pemilik, belum memberikan keterangan resmi.
Kejadian ini kembali membuka mata publik tentang lemahnya pengawasan di tempat hiburan malam.
Banyak pihak mendesak aparat hukum untuk bertindak cepat, adil, dan transparan, agar keadilan bagi korban tercapai dan insiden serupa tidak kembali terulang. (Red)