BOJONEGORO – Suasana berbeda tampak di Desa Mojorejo, Kecamatan Ngraho, Selasa (22/04/2025).
Puluhan warga tampak antusias memadati lokasi pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM), program andalan Pemkab Bojonegoro yang digelar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). Bukan sekadar bazar, GPM hadir sebagai langkah konkret untuk menekan gejolak harga bahan pokok yang kian membebani masyarakat.
Program ini disambut hangat oleh masyarakat. Winarsih, warga RT 03 Desa Mojorejo, mengaku sangat terbantu dengan hadirnya GPM.
“Harga-harganya jauh lebih murah dari biasanya. Ini sangat meringankan kami. Semoga bisa lebih sering digelar,” tuturnya sambil menenteng kantong berisi telur dan beras.
Senada dengan Winarsih, Lia, warga lain dari desa yang sama, mengungkapkan rasa senangnya bisa belanja kebutuhan dapur tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.
“Harga telur di sini beda jauh dengan di pasar. Kami sangat terbantu, apalagi buat ibu rumah tangga,” ucapnya antusias.
GPM sendiri merupakan bagian dari kegiatan Bupati Medhayoh, yang tak hanya menjadi forum komunikasi antara kepala daerah dan masyarakat, tetapi juga momentum untuk menyentuh langsung kebutuhan riil warga.
GPM menghadirkan berbagai kebutuhan pokok mulai dari beras, telur, minyak goreng, bawang merah, hingga bawang putih dengan harga miring karena disuplai langsung dari para distributor terpercaya.
Plt Kepala DKPP Bojonegoro, Zainal Fanani, menjelaskan bahwa kegiatan ini memang dirancang sebagai upaya menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok di tengah masyarakat.
“Kami bekerja sama langsung dengan distributor untuk menekan harga tanpa mengorbankan kualitas. Alhamdulillah, semua bahan pangan yang kami sediakan ludes dibeli warga,” ungkapnya.
Menurut Fanani, tingginya antusiasme masyarakat menjadi sinyal kuat bahwa program semacam ini sangat dibutuhkan, terutama di tengah fluktuasi harga yang kerap terjadi menjelang hari-hari besar ataupun saat panen belum maksimal.
Dengan langkah nyata seperti GPM, Pemkab Bojonegoro membuktikan bahwa kebijakan publik yang menyentuh akar persoalan tidak harus rumit.
Kadang, cukup dengan menyediakan kebutuhan pokok rakyat kecil dengan harga bersahabat, kehadiran pemerintah benar-benar dirasakan dan dihargai.
Masyarakat berharap agar program seperti GPM tak hanya berhenti sebagai agenda musiman, melainkan menjadi rutinitas yang terus berlanjut di berbagai desa lainnya.
Karena bagi mereka, sembako murah bukan sekadar kebutuhan, tapi juga simbol kepedulian nyata pemerintah terhadap kehidupan rakyatnya. (aj)