Beranda Daerah Grebeg Ketupat Syawal 1446 H Meriahkan Kota Batu dengan Semangat Budaya dan...

Grebeg Ketupat Syawal 1446 H Meriahkan Kota Batu dengan Semangat Budaya dan Kebersamaan

Img 20250412 wa0020

KOTA BATU – Kota Batu kembali menunjukkan kekayaan budayanya lewat perayaan Grebeg Ketupat Syawal 1446 Hijriah yang digelar pada Jumat siang (11/04/2025).

Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini menyedot perhatian ribuan warga yang memadati jalur dari Pendopo Rumah Dinas Wali Kota hingga Alun-alun Kota Batu untuk menyaksikan pawai budaya yang sarat makna.

Meski sempat diguyur hujan, semangat masyarakat tetap menyala. Mereka antusias mengikuti rangkaian acara yang menjadi simbol persatuan dan kebersamaan antarwarga Kota Batu.

Wali Kota Batu, Nurochman, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tahunan ini.

Ia mengajak warga untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi kupatan yang menjadi warisan budaya daerah.

“Setelah Idulfitri, kita memasuki Hari Raya Kupat, momen di mana masyarakat memasak ketupat, lepet, dan lontong sayur sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Ini bukan hanya tradisi, tapi juga identitas budaya yang harus kita rawat,” ungkapnya.

Perayaan Grebeg Ketupat tahun ini semakin semarak dengan keterlibatan lebih dari 300 kelompok seni dan budaya yang menampilkan pertunjukan khas daerah.

Sejumlah atraksi menarik seperti Pawai Ketupat Tumpeng Agung, Jaran Pecut Janur, Rampak Terbang Jidor, hingga pertunjukan musik Gambus Jalsah Jim Jim menghibur pengunjung dan menegaskan betapa kayanya budaya lokal Kota Batu.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto, menjelaskan bahwa Grebeg Ketupat bukan sekadar perayaan, tetapi juga bentuk rasa syukur dan sarana mempererat tali silaturahmi masyarakat.

“Tahun ini, kami hadirkan lebih dari 300 kelompok seni yang mengiringi arak-arakan tumpeng ketupat. Ada berbagai jenis tumpeng, mulai dari tumpeng agung, tumpeng buah dan sayur, hingga tumpeng berisi ratusan hadiah untuk warga. Tujuannya adalah menguatkan nilai-nilai tradisi kupatan, membangun ukhuwah Islamiyah, dan memperkenalkan potensi wisata budaya Kota Batu,” jelasnya.

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting daerah, termasuk Sekretaris Daerah Kota Batu, unsur Forkopimda, Ketua PHRI Kota Batu, serta tokoh agama dan masyarakat.

Grebeg Ketupat sendiri merupakan tradisi yang telah mengakar di berbagai daerah di Jawa, termasuk Kota Batu.

Ketupat yang terbuat dari janur dan berisi beras memiliki makna simbolis sebagai lambang pembersihan jiwa, ampunan, serta keberkahan pasca-Ramadan.

Kegiatan ini biasa digelar pada awal bulan Syawal sebagai ungkapan rasa syukur atas selesainya ibadah puasa, sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat tali persaudaraan dan semangat gotong royong.

Sebagai agenda budaya tahunan, Grebeg Ketupat Syawal di Kota Batu bukan hanya menjadi ajang pelestarian tradisi, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang mencerminkan karakter dan kearifan lokal.

Pemerintah Kota Batu berharap kegiatan ini dapat semakin menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap budaya sekaligus memperkuat identitas daerah. (Fur)