Beranda Infotaiment Kedelai Makin Mahal, Pengusaha Tahu di Bojonegoro Terjepit, Untung Makin Tipis

Kedelai Makin Mahal, Pengusaha Tahu di Bojonegoro Terjepit, Untung Makin Tipis

Img 20250407 wa0049

BOJONEGORO – Senyum Uswatun Hasanah, seorang pengusaha tahu di Desa Sukosewu, Bojonegoro, kini tak lagi selebar biasanya.

Beban pikirannya kian berat seiring meroketnya harga kedelai, bahan baku utama yang menjadi denyut nadi usahanya.

Harga komoditas penting itu kini terbang tinggi dari Rp 8.500 menjadi Rp 9.400 per kilogram.

“Pusing, Mas,” keluh Uswatun saat ditemui, Senin (7/4/2025).

Kenaikan harga kedelai yang nyaris seribu rupiah per kilogram ini benar-benar memukul dapur produksinya.

Ia mengaku dilema berat, di satu sisi, biaya untuk membuat tahu membengkak signifikan. Namun di sisi lain, ia belum berani menaikkan harga jual tahu di pasaran karena khawatir pelanggan lari. Akibatnya, keuntungan yang ia dapatkan semakin tergerus.

“Harga jual tahu ya masih sama saja, tapi modalnya naik banyak. Keuntungan jadi makin sedikit,” ungkapnya dengan nada getir.

Situasi ini membuatnya dan mungkin banyak pengusaha tahu lainnya merasa merana.

Menghadapi kondisi yang serba sulit ini, Uswatun hanya bisa berharap ada perhatian dari pemerintah.

Ia menyuarakan harapan agar ada solusi konkret untuk mengatasi lonjakan harga kedelai ini.

Bantuan seperti subsidi atau kebijakan lain yang bisa menstabilkan harga bahan baku sangat dinantikan.

“Harapannya ya pemerintah bisa turun tangan. Bantu kami para pengusaha kecil ini agar tetap bisa produksi dan bertahan hidup. Kalau harga kedelai terus naik begini sementara harga jual tahu tidak bisa ikut naik, lama-lama kami bisa gulung tikar,” pungkasnya penuh harap. (aj)