BOJONEGORO – Semangat panen raya padi tak hanya terasa di tingkat nasional, tetapi juga berdenyut kencang di Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro.
Pada Senin (7/4/2025), Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah turun langsung ke sawah, bergabung dengan para petani dalam perayaan panen yang menjadi bagian dari gerakan nasional memperkuat ketahanan pangan.
Momen panen ini juga terhubung secara virtual dengan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam pesannya, Presiden memberikan apresiasi tinggi atas terkendalinya harga kebutuhan pokok menjelang hari besar keagamaan dan secara khusus memuji para petani sebagai pahlawan pangan bangsa.
Ia juga menegaskan komitmen pemerintah melalui penetapan harga Gabah Kering Panen (GKP) Rp 6.500/kg yang wajib diikuti semua pihak, termasuk Bulog, demi melindungi petani dan mengamankan stok nasional.
Ada ancaman sanksi tegas bagi penggilingan yang tidak patuh.
Di tengah suka cita panen, Bupati Setyo Wahono tak hanya merayakan hasil, tetapi juga aktif menyerap aspirasi.
Menanggapi keluhan klasik petani mengenai sulitnya air saat musim tanam kedua, Bupati membeberkan rencana strategis Pemkab.
“Kami tidak tinggal diam. Pemetaan sumber air bawah tanah sedang kami gencarkan untuk dialirkan ke wilayah yang membutuhkan,” papar Bupati Wahono.
Tak hanya kekeringan, ancaman banjir saat musim hujan juga menjadi perhatian serius.
Bupati mengungkapkan rencana pembangunan embung (waduk kecil) di wilayah Temayang sebagai langkah antisipasi untuk meredam dampak luapan air di masa mendatang.
“Kerja sama lintas sektor terus kami perkuat untuk mencari solusi sumber air berkelanjutan,” tambahnya.
Di sisi lain, Bulog Bojonegoro, melalui Wakil Pimpinannya, Sinta, menegaskan kesiapan mereka menyerap gabah petani sesuai harga pemerintah.
“Pembayaran bisa langsung ke Gapoktan atau petani perorangan, seperti yang kami lakukan hari ini kepada Bapak Yatimin dengan pembayaran awal Rp 20 juta,” jelas Sinta.
Yatimin, salah satu petani yang lahannya ikut dipanen, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya atas perhatian pemerintah, terutama kebijakan harga GKP tahun ini.
“Alhamdulillah, panen ini benar-benar berkah. Harga dari pemerintah sangat membantu kami,” ungkapnya lega.
Meski begitu, ia tetap berharap adanya jaminan ketersediaan pupuk serta solusi permanen untuk siklus tahunan kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran saat musim hujan yang melanda sawahnya.
“Semoga pemerintah punya jalan keluar,” harap Yatimin mewakili suara petani lainnya.
Kehadiran langsung pemimpin daerah di tengah petani dan janji solusi konkret untuk masalah air dan banjir menandai komitmen Bojonegoro untuk tidak hanya mendukung swasembada pangan nasional, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal secara nyata. (aj)