JAKARTA – Gelombang kemarahan buruh Sritex memunca. Ribuan pekerja siap turun ke jalan, memulai aksi unjuk rasa besar-besaran selama lima hari, mulai hari ini, 10 Maret 2025, di depan pabrik Sritex Sukoharjo dan Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) di Jakarta.
Aksi ini bukan sekadar protes biasa. Para buruh menuntut kejelasan hak pesangon dan THR yang tak kunjung dibayar, serta pengembalian status kerja mereka yang diduga di-PHK secara ilegal.
Isu ini kian memanas dengan dugaan penggelapan dana koperasi karyawan dan potensi hilangnya hak jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) bagi lebih dari 1.200 buruh.
“Ini bukan soal uang semata, ini soal keadilan. Kami akan mendirikan posko pengaduan, membagikan takjil dan selebaran, serta menggelar orasi untuk menyuarakan hak-hak kami yatertulisnya,” tegas Said Iqbal, Presiden KSPI dan Partai Buruh, dalam keterangan tertulisnya.
Di Sukoharjo, Makbullah Fauzi, yang akrab disapa Buya, akan memimpin aksi dengan mendirikan “Posko Orange” sebagai pusat pengaduan dan advokasi.
Sementara itu, di Jakarta, buruh akan mendesak Kemnaker untuk mengeluarkan perjanjian tertulis yang melindungi hak-hak mereka, mencabut Permendag Nomor 8 Tahun 2023, menghentikan gelombang PHK, dan menuntut pembayaran THR bagi pengemudi ojek online.
“Kami tidak akan berhenti sampai hak-hak kami dipenuhi! Ini adalah perjuangan untuk seluruh buruh Indonesia,” seru Iqbal. (Dms)
