JAKARTA – Perempuan Partai Buruh merayakan Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) 2025 dengan menyerukan kepada seluruh perempuan kelas pekerja untuk bersatu dalam perjuangan demi keadilan ketenagakerjaan dan keberlanjutan lingkungan. Acara ini berlangsung di Patung Kuda, Jakarta, pada Minggu 9 Maret 2025, mulai pukul 15.30 WIB.
Hartati, Wakil Presiden FSP FARKES R-KSPI bidang perempuan, menyatakan bahwa International Women’s Day (IWD) 2025 merupakan kesempatan untuk menegaskan kembali bahwa kebebasan, kesetaraan, dan keadilan sosial hanya dapat dicapai melalui perjuangan kolektif perempuan.
FSP FARKES (Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan) adalah inisiator yang melanjutkan Partai Buruh pada Kongres Partai Buruh yang diadakan pada 4-5 Oktober 2021.
Berikut adalah beberapa tuntutan dari perempuan Partai Buruh dalam peringatan IWD 2025:
1. Perlindungan Pekerja: Perlindungan bagi pekerja di sektor rentan, termasuk pengesahan Rancangan Undang-Undang Pekerja Rumah Tangga.
2. Kebijakan Ketenagakerjaan: Penerapan kebijakan ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan, dengan menjamin kesetaraan upah antara perempuan dan laki-laki.
3. Perlindungan Buruh Perempuan: Jaminan perlindungan bagi buruh perempuan, termasuk pemberian upah yang layak tanpa diskriminasi, hak cuti haid dan cuti melahirkan, serta perlindungan dari pelecehan seksual.
4. Penghapusan Sistem Kerja Fleksibel: Penghapusan sistem kerja fleksibel (kontrak/outsourcing) yang merugikan buruh perempuan.
5. Pengakuan dan Dukungan: Pengakuan dan dukungan terhadap kerja-kerja reproduktif perempuan.
6. Penegakan Hukum: Penegakan hukum yang lebih kuat terhadap eksploitasi tenaga kerja perempuan dan dampak negatif industri ekstraktif terhadap lingkungan.
7. Kebijakan Efisiensi: Kebijakan efisiensi tidak boleh menghilangkan akses jaminan sosial bagi perempuan pekerja.
8. Fasilitas Penitipan Anak: Penyediaan fasilitas penitipan anak (Daycare) yang realistis, dengan insentif pajak atau subsidi bagi pekerja.
9. Keterwakilan Perempuan: Keterwakilan perempuan dalam parlemen harus bersifat substantif, bukan sekadar simbolis.
10. Partisipasi Perempuan: Membuka ruang partisipasi perempuan kelas pekerja dalam politik elektoral.
Acara peringatan IWD 2025 akan diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk orasi politik, penampilan seni, pembagian takjil dan bibit pohon, serta pembacaan manifesto perempuan Partai Buruh.
Perempuan Partai Buruh mengajak semua buruh perempuan, aktivis, dan elemen masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan kebijakan ketenagakerjaan yang lebih adil dan berkelanjutan. Hanya dengan bersatu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi perempuan pekerja dan generasi mendatang.
Theresia, mewakili Farkes dalam orasinya, menekankan pentingnya perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan dan keadilan. Ia menyatakan bahwa perjuangan perempuan bukan hanya tentang hak-hak perempuan, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan untuk semuanya. (Dms)