BOJONEGORO – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bekerja sama dengan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bojonegoro mengadakan workshop di pendopo Malowopati pada Kamis (27/2/2025). SMSI berkomitmen untuk berkolaborasi dalam mendukung program pemerintah, terutama dalam menjaga ketahanan pangan demi kemandirian bangsa.
Pada peringatan HPN tahun 2025 ini, juga dilakukan pelantikan pengurus SMSI Kabupaten Bojonegoro untuk periode 2025-2028. Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Bojonegoro, perwakilan dari Polres Bojonegoro, perwakilan Kodim 0813 Bojonegoro, pengurus SMSI Bojonegoro, SMSI Provinsi Jawa Timur, organisasi media di Bojonegoro, mahasiswa, dan tamu undangan lainnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro, Heri Widodo, mengucapkan selamat kepada pengurus SMSI yang baru dilantik. Ia berharap kepemimpinan yang baru dapat membawa organisasi ke arah yang lebih baik, khususnya dalam mendukung perkembangan media di Kabupaten Bojonegoro. Media pers memiliki peran penting dalam membangun opini publik, menyampaikan informasi yang akurat, dan mengawasi kebijakan pemerintah, termasuk isu ketahanan pangan.
“Isu ketahanan pangan menjadi perhatian kita bersama, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis ekonomi, dan pertumbuhan populasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Heri Widodo menyatakan bahwa workshop ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kapasitas jurnalistik, khususnya terkait isu ketahanan pangan. Pers dapat menjadi mitra Pemkab Bojonegoro dalam mengedukasi masyarakat dan mengawasi kebijakan terkait ketahanan pangan.
“Pemkab sangat menghargai peran SMSI dan seluruh insan pers dalam mendukung pembangunan daerah Bojonegoro,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua SMSI Kabupaten Bojonegoro, Sasmito, menyampaikan bahwa saat ini banyak media siber yang bermunculan. Oleh karena itu, media-media tersebut seharusnya menjaga kode etik jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers. Menjadi media profesional bukanlah hal yang mudah dan memerlukan proses yang panjang. Setidaknya, wartawan harus memiliki pendidikan dasar jurnalis dan mengikuti pelatihan jurnalistik agar dapat menjadi wartawan yang kompeten.
“Maka, SMSI mengajak semua media untuk belajar bersama dalam menaati aturan dan kode etik Dewan Pers,” ungkapnya.
Sasmito juga menjelaskan bahwa jurnalis harus mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, SMSI berharap dapat bersinergi dengan pemerintah daerah, perusahaan daerah, dan pengusaha untuk bersama-sama mengawal tema HPN, yaitu pers menjaga ketahanan pangan demi kemandirian bangsa.
Peran media di sini adalah untuk menyampaikan informasi mengenai program pemerintah yang berkaitan dengan ketahanan pangan. Dengan demikian, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. “Sebagai langkah awal, SMSI telah memberikan bantuan bibit sayur, buah, dan benih ikan lele kepada masyarakat,” jelasnya.
Sasmito juga menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Pemkab Bojonegoro dalam menyampaikan informasi yang positif. (aj)