BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus berupaya mengatasi masalah ketidakstabilan harga hasil pertanian yang sering dihadapi petani.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, bersama Wakil Bupati, Nurul Azizah, mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat hubungan antara petani lokal dengan para pengepul atau offtaker.
Salah satu tantangan yang dihadapi petani adalah fluktuasi harga gabah kering panen (GKP) dan jagung pipilan kering.
Pada Januari 2025, harga GKP di Kecamatan Trucuk mengalami penurunan dari Rp 6.500 menjadi Rp 6.000 per kilogram.
Sementara itu, pada April 2024, harga jagung pipilan kering di Kecamatan Dander sempat turun dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.000 per kilogram.
Selain itu, petani di Kecamatan Dander juga pernah mengalami kesulitan akibat kelangkaan bibit dan pupuk.
Kondisi ini diperparah oleh keberadaan tengkulak dan spekulan yang dapat membeli hasil pertanian dengan harga di bawah harga pokok penjualan (HPP).
Menanggapi permasalahan tersebut, Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah mengambil langkah konkret dengan menjalin kerja sama bersama PT ID Food dan PT Great Giant Foods (GGF).
Kerja sama ini bertujuan untuk memfasilitasi kontrak pembelian langsung dari petani.
Dengan demikian, diharapkan tercipta saluran distribusi hasil pertanian yang lebih efisien dan mempermudah petani dalam proses penjualan.
PT GGF menunjukkan komitmennya untuk membantu menjaga kestabilan penjualan pascapanen di Bojonegoro.
“Kita mulai berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Great Giant Foods, untuk mengembangkan kebun pisang Cavendish. Dengan program ini, para petani dapat mengakses bibit-bibit unggul, pelatihan, pendampingan, hingga perluasan akses pasar,” kata Bupati Wahono.
Saat ini, PT GGF sedang mempersiapkan pengembangan perkebunan pisang Cavendish seluas 10 hektar di Bojonegoro yang akan dikelola bersama dengan petani lokal.
Perusahaan ini juga siap menyediakan bibit-bibit tanaman unggul untuk ditanam oleh petani di lahan mereka masing-masing.
Nantinya, hasil pertanian ini akan langsung dibeli oleh PT GGF, sehingga diharapkan dapat menghilangkan kekhawatiran petani terkait proses penjualan pascapanen.
Selain itu, Pemkab Bojonegoro juga bekerja sama dengan PT ID Food untuk menyelenggarakan program Pasar Murah Bahan Pokok Pangan di berbagai lokasi.
Tujuannya adalah untuk memberikan akses bahan pangan yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat.
PT ID Food juga tertarik untuk mengakuisisi produsen minyak lokal di Bojonegoro sebagai pemasok bahan baku produk minyak goreng “MinyaKita”.
Selain itu, mereka juga akan memberikan pendampingan pemberdayaan petani lokal melalui berbagai penyuluhan dan pelatihan.
Dengan upaya-upaya konkret ini, diharapkan petani di Bojonegoro dapat menikmati kestabilan harga pasar dan alur distribusi hasil pertanian yang lebih menguntungkan.
“Melalui inisiatif ini, kami harap hasil panen petani dapat difasilitasi dengan harga yang kompetitif dan lebih menguntungkan,” pungkas Bupati Wahono. (aj)