Beranda Daerah Pemkab Bojonegoro Fokus Pemetaan Sumber Air

Pemkab Bojonegoro Fokus Pemetaan Sumber Air

Img 20250222 Wa0061

BOJONEGORO – Kabupaten Bojonegoro terus menghadapi tantangan besar dalam hal ketersediaan air. Pada tahun 2024, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bojonegoro melaporkan penurunan cadangan air tanah hingga 40% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memprediksi bahwa 106 desa akan mengalami kekeringan pada tahun 2025.

Meski demikian, Bojonegoro memiliki potensi besar dalam pemanfaatan sumber daya air, dengan 433 embung dan 45 waduk yang tersebar di berbagai daerah.

Menanggapi situasi ini, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah meluncurkan program unggulan yang berfokus pada pemetaan dan penyaluran sumber air dari sungai bawah tanah dan permukaan.

“Kami akan terus mencari sumber-sumber air lain dan melakukan pengeboran. Ini adalah langkah konkret, karena kesejahteraan Bojonegoro dimulai dari pemenuhan kebutuhan dasar, seperti ketersediaan air,” ungkap Bupati Wahono.

Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro telah berdiskusi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (Ditjen SDA Kemen PU) mengenai strategi untuk mempercepat pencarian dan penyaluran sumber air baru.

Berdasarkan kajian yang dilakukan bersama Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), mereka menggunakan teknologi deteksi air geomagnetotelurik untuk memetakan berbagai sumber air bawah tanah, yang nantinya akan disalurkan secara lebih efektif kepada masyarakat.

Dengan dukungan dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) TNI Angkatan Darat, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah berhasil menemukan sumber air bawah tanah baru, melakukan pengeboran, dan mulai menyalurkan air tersebut kepada masyarakat. “Kami telah menemukan enam sumber air potensial di beberapa lokasi di Bojonegoro, termasuk di Desa Banjaran di Kecamatan Baureno, Desa Ngantru di Kecamatan Ngasem, dan Desa Bakalan di Kecamatan Tambakrejo,” jelas Bupati Wahono. Inisiatif ini akan diperluas ke wilayah lainnya di masa mendatang.

Selain itu, Pemkab Bojonegoro juga bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam upaya pengembangan dan pengelolaan irigasi pertanian, serta penyulingan air minum berbasis sumber air permukaan. Beberapa lokasi prioritas dalam inisiatif ini meliputi Bengawan Solo, Sendang Jonoporo, Sendang Krondonan, dan Waduk Gongseng.

Diharapkan, berbagai inisiatif ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ketersediaan air di Kabupaten Bojonegoro, baik untuk kebutuhan domestik, pertanian, maupun industri lokal,” kata Bupati Wahono.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, menurut Bupati, tetap berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya air demi kesejahteraan masyarakat, menuju Bojonegoro yang makmur dan membanggakan. (aj)

Artikel sebelumyaFBN Bojonegoro Adakan Muscablub di Kampus Unigoro
Artikel berikutnyaPengembangan Ekonomi Kreatif, Raffi Ahmad: Pemerintah Harus Mensuport