MALANG – Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Bisri, MS, yang menjabat sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh dan pernah menjadi Rektor Universitas Brawijaya pada periode 2014-2018, menyambut positif program seleksi penerimaan anggota Polri dari kalangan hafidz Al-Qur’an.
Menurut Prof. H. Bisri, kebijakan Polri ini adalah langkah yang baik, karena dapat menciptakan anggota kepolisian yang memiliki integritas moral dan spiritual yang tinggi dalam memberikan perlindungan, melayani, dan mengayomi masyarakat.
“Para hafidz Al-Qur’an adalah individu yang telah dibentuk melalui disiplin, kesabaran, dan nilai-nilai luhur Islam. Jika mereka bergabung dengan Polri, saya yakin mereka akan memberikan kontribusi yang besar bagi institusi kepolisian dan masyarakat secara umum,” ungkap Prof. H. Bisri. (Kamis, 20/02/2025).
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh yang terletak di Jl. Joyo Agung, Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang, Prof. H. Bisri memiliki pengalaman yang luas dalam mendidik santri dan penghafal Al-Qur’an.
PP Bahrul Maghfiroh, yang didirikan pada tahun 1988, telah mendidik ribuan santri yang tidak hanya unggul dalam hafalan Al-Qur’an, tetapi juga memiliki pemahaman agama yang mendalam serta sikap disiplin yang kuat.
Prof. H. Bisri menilai bahwa kehadiran hafidz Al-Qur’an dalam tubuh Polri dapat memperkuat karakter kepribadian yang jujur, amanah, dan berakhlak mulia di lingkungan kepolisian. Ini sejalan dengan visi Polri untuk membangun institusi yang profesional, modern, dan terpercaya.
“Saya berharap seleksi ini dapat berjalan dengan baik, dan para hafidz yang terpilih dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pendekatan yang humanis serta berlandaskan nilai-nilai keislaman,” tambahnya.
Tidak dapat dipungkiri, di bawah kepemimpinan Prof. H. Bisri, Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh telah melahirkan banyak hafidz berkualitas dengan karakter yang kuat. Latar belakang akademisnya yang solid juga menunjukkan bahwa pendidikan agama dan pendidikan formal dapat berjalan beriringan.
Prof. H. Bisri sendiri merupakan mantan Guru Besar Teknik Pengairan pertama di Indonesia dan pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Brawijaya (UB) pada periode 2014-2018.
Pria yang lahir pada 26 November 1958 ini juga dikenal sebagai praktisi dan akademisi di bidang pengelolaan sumber daya air. Ia adalah inisiator Gerakan Menabung Air (GERAI), yang berfokus pada pemetaan wilayah rawan banjir dan pembuatan sumur injeksi di Malang Raya. Program ini bahkan telah diadopsi oleh pemerintah daerah, termasuk Pemprov DKI Jakarta.
Dengan kombinasi latar belakang keagamaan dan akademiknya, Prof. Bisri menegaskan bahwa hafidz Al-Qur’an memiliki potensi besar di berbagai bidang, termasuk dalam institusi kepolisian.
“Kami berharap program seleksi anggota Polri ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak hafidz yang berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pendekatan yang lebih humanis dan berintegritas,” ungkap Prof H Bisri. (Fur)