Beranda Infotaiment Seorang Jurnalis Tidak Akan Pernah Pensiun, Kecuali 

Seorang Jurnalis Tidak Akan Pernah Pensiun, Kecuali 

Img 20250216 Wa0105

SURABAYA – Inilah kehebatan seorang jurnalis. Tidak ada kata pensiun dalam dunia menulis. Usia bukanlah penghalang. Selama pikiran dan hati masih berfungsi, serta tangan masih mampu bergerak, karya akan terus dihasilkan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sapto Anggoro, Ketua Komisi Pendataan, Penelitian, dan Ratifikasi Dewan Pers untuk periode 2022-2025, saat memberikan komentar mengenai penerbitan Buku Antologi Puisi ke-7 karya komunitas Wartawan Usia Emas (Warumas). Buku yang berjudul “Menulis dengan Nurani” ini diluncurkan pada Sabtu sore (15/2) di Fairway Nine Mall (dulu Lenmarc Mall), Jl. Mayjend Joyo Sewoyo No.9 Pradah Kali Kendal, Surabaya.

Menurut Kris Maryono, Ketua Warumas, penerbitan antologi ini bertujuan untuk merayakan Hari Pers Nasional 2025. Tema ini dipilih sebagai refleksi dari kerja seorang wartawan yang kini mengekspresikan diri dalam bentuk puisi, menekankan pentingnya nurani dalam berkarya. Ke depan, Warumas berencana untuk terus menerbitkan buku antologi puisi, khususnya setiap kali memperingati HPN, tambah mantan wartawan RRI Surabaya tersebut.

Sama seperti penerbitan sebelumnya, terdapat 12 penulis puisi yang tergabung dalam komunitas Warumas, meskipun komposisi penulisnya berbeda. Mereka adalah wartawan senior berusia antara 50 hingga 70 tahun, dan sebagian masih aktif sebagai jurnalis. Ke-12 penulis tersebut meliputi: Achmad Pramudito, Amang Mawardi, Aming Aminoedhin, Arieyoko, Ida Noershanty Nicholas, Imung Mulyanto, Kris Maryono, Mudjianto, Riamah M. Douliat, Rokim Dakas, Sasetya Wilutama, dan Toto Sonata.

Selain itu, terdapat 4 penulis tamu yang turut menyumbangkan karya puisi mereka, yaitu Dr. Eko Pamuji (dosen & praktisi jurnalistik), Hariono Santoso (mantan Dirut TVRI), Nunung Harso (Ketua Ikatan Wanita Pelukis Indonesia), dan Suhartatik (guru & penulis buku).

Beberapa pejabat dan tokoh masyarakat juga memberikan kata sambutan, di antaranya Kadis Kominfo Jatim Sherlita Ratna Dwi Agustin, S.Si, M.Ip, Ketua Dewan Pers Sapto Anggoro, Ketua Dewan Pakar PWI Pusat Dr. Dhimam Abror Djunaid, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim, Bupati Magetan 2019-2024 Dr. Suprawoto, Tokoh Pers Jawa Timur M. Yousri Raja Agam, dan CEO Dedurian Park Yusron Aminulloh.

Juara Lomba Karya Puisi

Menariknya, dalam penerbitan buku antologi puisi ke-7 ini juga ditampilkan karya-karya para pemenang lomba menulis puisi untuk siswa SMP/SMA/SMK se-Jawa Timur. Lomba ini diadakan oleh komunitas Warumas bekerja sama dengan iniSurabaya.com, dengan tujuan untuk meningkatkan minat literasi, khususnya dalam karya puisi di kalangan remaja.

Di luar dugaan, jumlah peserta yang mendaftar sangat banyak. Ketiga juri, Arieyoko, Aming Aminoedhin, dan Toto Sonata, cukup kewalahan membaca satu per satu karya peserta, karena sebagian besar memiliki kualitas yang sangat baik. Menurut ketua panitia lomba,

Menurut Achmad Pramudito, ketua panitia lomba sekaligus pemimpin redaksi di iniSurabaya.com, dari total 200 karya yang masuk, terpilih lima pemenang dengan perbedaan nilai yang sangat tipis.

Lima karya puisi terbaik tersebut adalah “Jejak di atas Kertas” karya Aliya Qurani Maridza dari SMP Negeri 22 Surabaya, “Di balik Layar Kelam” karya Ardan Maulana Ardinata dari SMK Negeri 1 Pacitan, “Jejak Abadi Sang Nurani” karya Fabian Bima Attreza dari Mts Negeri 12 Banyuwangi, “Jejak Pemuda di Tanah Merdeka” karya Muhamad Arobi Maulana dari SMK Negeri 3 Bondowoso, dan “Ombak yang Merindu Dermaga” karya Salsabila Naqiyyah dari SMA Negeri 2 Bojonegoro.

Kelima pemenang tersebut membacakan puisi mereka dalam acara peluncuran buku antologi. Beberapa guru pembimbing juga hadir, termasuk Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Banyuwangi, Uswatun Hasanah, S.Ag, yang turut membacakan puisi karya siswa-siswinya. (Red)