Bojonegoro – Bersih Desa atau sedekah bumi merupakan slametan atau upacara adat Jawa. Bersih Desa atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Nyadranan atau Manganan” oleh masyarakat Desa Pandantoyo Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sudah menjadi tradisi secara turun -temurun yang dilaksanakan pada hari kamis Pahing bulan Suro (Muharram tahun Hijriyah) atau bertepatan pada (20/07/2023) pagi.
Acara diselenggarakan di Balai Desa setempat, sedangkan Tahlil dan Doa bersama diadakan di Situs atau petilasan Sekembar yang ada disebelah selatan Balai Desa. Warga masyarakat sangat antusias mulai kaum pria, wanita, tua muda serta anak – anak.
Semua terlihat berbondong bondong membawa tumpeng dan juga macam macam makanan serta berbagai minuman.
Sedangkan di Balai Desa juga diadakan Tahlil dan juga Doa bersama. Turut hadir dalam acara perwakilan Kecamatan, Polsek, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan juga seluruh warga pandantoyo.
Suasana terlihat rukun, guyup, kompak serta Hikmad, acara dilanjutkan pagelaran wayang kulit pada malam harinya dengan Dalang ki Bayu Aji Nugroho dari Tuban.
Dalam sambutannya ketua adat Desa Pandantoyo M.Sahid Panito mengatakan, bahwa Sedekah Bumi adalah wujud rasa syukur terhadap Alloh SWT. Karena selama ini warga pandantoyo sudah diberi kesehatan, rejeki melimpah yang didapat dari hasil bumi, serta diberi kemakmuran.
“Sedangkan Tahlil dan Doa bersama ini kita tujukan kepada arwah para leluhur serta sesepuh Desa Pandantoyo. Dari Pemdes pandantoyo bersedekah berupa makanan dan juga bingkisan untuk warganya,” terangnya.
Kepala Desa Pandantoyo Hj. Siti Kholifah mengatakan, kegiatan Sedekah Bumi atau manganan yang diadakan oleh warga Pandantoyo, sebagai rasa wujud sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Karena selama ini warga Pandantoyo sudah diberi rejeki yang melimpah dari hasil bumi, dan juga diberi kesehatan. Semoga semua warga pandantoyo bisa beraktifitas dan ibadah lebih baik,” Pungkas Kades. (Herry)
